Aku tidak tahu, mengapa Ida begitu mudah mempengaruhiku. Jadilah aku disini, pertemuan pertama anggota FLP. Pertanyaan pertama yang dilontarkan adalah siapa yang ingin jadi penulis? Maka semua orang di ruangan pun mengacungkan tangan sebagai pernyataan ingin menjadi penukis, dan aku pun termasuk salah satu diantaranya. Padahal dalam hati aku bertanya pada diri sendiri, apa benar aku ingin menjadi penulis?
Selama ini kalau ditanya cita-citaku, aku selalu berusaha untuk meyakinkan diriku bahwa aku ingin menjadi dokter. Jadi, apakah aku ingin menjadi penulis?
Yang pasti, sewaktu kecil aku pernah bercita-cita untuk menjadi penulis. Aku suka menullis diary tiap hari. Menulis cerpen di belakang buku, corat-coret dimana-mana, dan mulai membuat puisi ketika SMA. Jadi, apakah aku ingin menjadi penulis?
Sejak MTs aku suka mengirim cerpenku ke majalah bobo, sampai akhirnya pernah dimuat dan aku senang sekali. Aku pun mulai punya keyakinan bahwa aku bisa menulis. Tapi padatnya jadwal SMA banyak menyita waktuku, sehingga cerpen bagiku adalah hal yang membuang waktu. Aku pun lebih suka mencurahkan perasaanku lewat puisi yang hanya dimengerti oleh diriku sendiri. Jadi, masihkah aku ingin menjadi penulis?
Kedokteran adalah hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, walau pun pernah menjadi salah satu cita-cita yang aku ucapkan sewaktu masih SD. Dan ternyata kuliah di kedokteran tidak seperti di fakultas sastra, terlalu banyak tugas menumpuk dan menyita waktu yang ada. Maka jangankan cerpen atau puisi, diaryku pun sudah tak ada lagi. Jadi, masihkah aku ingin menjadi penulis?
Aku sudah lama mendengar tentang FLP, dari majalah Annida yang sering ku baca di SMA. Tapi aku tak perlu menghayal apa-apa, karena tempat tinggalku yang jauh dari keramaian membuatku sadar diri tentang segalanya. Tapi di kampusku sekarang semua terasa mudah dan FLP di depan mata, sehingga untuk menjadi anggota adalah semudah mengedipkan mata. Tapi, masihkah aku ingin menjadi penulis?
Hanya dengan modal IQRA, dan syair mengatakan bahwa tulisan adalah pengikat ilmu, akhirnya aku terdampar juga disini, di dunia para penulis pemula. Dan masih dipenuhi oleh pernyataan yang sama, apakah aku ingin menjadi penulis?
Apapun jawabannya. Entah profesi atau sekedar hobi, aku ingin menulis. Aku ingin memberi pencerahan dengan tulisanku. Mencoba mengamalkan BALLIGH WALAU AAYAH.
Post a Comment
Post a Comment