-->

Pengalaman Pertama Makan Coto Makassar

Post a Comment

Sebagai seorang isteri, kadang saya suka malas masak. Untungnya suami tak pernah marah. Kalau malas masak, tinggal pesan Gofood.

Siang ini, saya persilahkan suami yang memilih menunya sendiri. Saya ngga tahu mau makan apa. Mungkin karena itu juga saya malas masak.

Rupanya suami memilih soto Makassar atau biasa disebut coto Makassar. Saya pun memesan dua porsi, salah satunya pake buras, sebutan untuk ketupat atau lontong di sana.

Setelah pesanan datang, saya mencoba menghidangkannya. Ternyata ukuran burasnya cukup kecil. Mirip seperti ketupat Kandangan. Padahal pesan burasnya cuma dua.

Saya pun memotong-motong buras tersebut dan memasukkannya ke mangkuk. Ternyata, kata suami saya, bukan begitu cara orang Makassar makan coto Makassar. Tapi tak mengapa, kami bukan orang Makassar dan makannya di rumah.

Suami memang pernah makan coto Makassar langsung di kota Makassar. Makanya dia tahu cara orang makan di sana. Di rumah makan, buras biasanya diletakkan di atas piring terpisah. Bukan dicampur di kuah soto seperti soto Banjar.

Ini memang pertama kalinya saya makan coto Makassar. Padahal sudah pernah dengar. Mie instan rasa coto Makassar juga ada.

Sebelumnya, saya memang membayangkan coto Makassar kurang lebih seperti soto lainnya. Baik soto Banjar ataupun soto Lamongan. Ternyata pertama kali melihatnya, saya malah membayangkannya mirip rawon.

Coto Makassar memang berwarna coklat, bukan hitam seperti rawon. Namun cukup pekat jika dibandingkan soto lain yang saya tahu. Isinya kebanyakan adalah daging dan jeroan.

Berhubung saat ini kami makannya tidak langsung di Makassar, tentu saja rasanya agak kurang. Begitulah komentar suami. Tapi secara umum, rasanya enak menurut saya.

Apakah kamu pernah makan coto Makassar? Atau ada rekomendasi soto yang lain?

Related Posts

Post a Comment