Hachiko
Bercerita tentang seekor anak anjing yang tersesat dan ditemukan oleh seorang pria. Semula pria tersebut berusaha mencari siapa pemilik anjing tersebut. Namun tidak seorang pun yang berusaha mencarinya. Di leher anjing tersebut terdapat kalung dengan huruf kanji, yaitu Hachi atau delapan. Maka sejak itu ia dipanggil Hachi. Kedekatan terjalin diantara mereka dan pria tersebut akhirnya memutuskan untuk merawatnya.
Waktu berlalu dan Hachi sudah dewasa. Keakraban antara mereka semakin terjalin. Suatu hari Hachi menyusul tuannya yang akan berangkat kerja sampai stasiun. Tuannya menyuruhnya pulang namun ia menolak. Sampai akhirnya Hachi diantar pulang dan dibuat gembok supaya Hachi tidak bisa pergi.
Saat jam pulang tuannya hampir tiba, Hachi melompati pagar dan berlari ke stasiun. Ia menunggu tuannya pulang dengan duduk di bawah pohon. Saat tuannya pulang, ia kaget melihat Hachi ada disana sekaligus senang. Sejak saat itu Hachi selalu mengantar dan menjemput tuannya di stasiun.
Suatu hari Hachi tidak mau mengantar tuannya ke stasiun. Tuannya heran namun juga tidak bisa memaksanya. Saat tuannya hampir memasuki stasiun, Hachi datang dengan membawa bola. Hachi tiba-tiba mau bermain bola, padahal selama ini ia tidak mau. Tuannya sangat senang. Setelah bermain sebentar, tuannya pergi untuk bekerja. Ia berpesan pada Hachi untuk menunggunya nanti jam 5 sore.
Tuannya adalah seorang profesor di bidang musik. Hari itu, saat ia sedang mengajar di depan mahasiswanya sambil memegang bola yang dibawa Hachi, tiba-tiba ia mengalami serangan jantung.
Seperti biasa, Hachi menunggu tuannya di stasiun. Namun sampai jam 9 malam tuannya tidak kunjung tiba. Orang-orang di stasiun iba melihatnya. Sampai menantu tuannya datang menjemput Hachi.
Tuannya yang meninggal karena serangan jantung akhirnya dikuburkan. Hachi yang tidak mengerti apa-apa terus menunggu tuannya setiap hari di stasiun. Anak tuannya mencoba membawa Hachi pindah, namun Hachi tetap kembali ke stasiun. Tidak ada yang bisa mencegah Hachi, karena itu adalah pilihannya sendiri. Orang-orang di stasiun yang sudah lama mengenal Hachi hanya bisa kasihan padanya dan membantu dengan memberinya makan.
Musim berganti, tahun demi tahun berlalu dan Hachi semakin tua, ia terus menunggu tuannya setiap hari di tempat yang sama. Hingga ajal menjemputnya, ia pun menutup matanya dalam menunggu tuannya. Kesetiaan sampai akhir.
Film ini diangkat dari kisah nyata di Jepang tentang kesetiaan seekor anjing pada tuannya. Anjing saja bisa setia, kenapa kita tidak?
Post a Comment
Post a Comment