Negeri 5 Menara
Memutuskan membaca novel di tengah tugas yang menanti dan banyaknya yang harus dipelajari mungkin bukan hal yang bijak. Tapi rasa jenuh dengan pelajaran dan kemalasan mendorongku membaca novel ini. Apalagi aku sudah ingin membacanya sejak 2 minggu yang lalu. Maka perjalanan pun dimulai.
Novel ini menceritakan kehidupan seorang Alif di Pondok Madani. Sejak awal dia berada di sana hingga lulus dan terakhir berada di London.
Berbeda dengan novel Laskar Pelangi yang juga memberi inspirasi bagiku, dalam Laskar Pelangi aku terunyuh tentang perjuangan anak-anak demi pendidikan mereka. Dan bagaimana mewujudkan mimpi itu. Saat membaca Negeri 5 Menara, akulah yang berada di sana. Aku merasa kembali ke masa-masa saat berada di pesantren dulu. Apa yang tertulis membawa ingatanku ke masa lalu. Nasehat dari berbagai Ustadz dan Kiayi. Berbagai kegiatan yang ada di pesantren, bahkan rasa ingin keluar dari pesantren sebelum lulus.
Memang pesantren kami tidak sama, tapi secara garis besar, apa yang terjadi memang seperti itu. Setiap lembaran itu membuka kenanganku. Dan rasanya aku kembali ke pesantren. Air mata yang ku teteskan bukan terharu terhadap apa yang tertulis, tapi bayangan masa lalu yang mengharukan.
Aku tersadarkan, dulu aku pernah mengalami masa itu, dan aku berhasil melewatinya. Maka aku pun tentu juga bisa melewati apa yang aku hadapi sekarang. Negeri 5 Menara, adalah potret kehidupan yang akan selalu memberi inpirasi bagiku. Bahwa Man Jadda Wajada.
Post a Comment
Post a Comment