Obs febris adalah observasi febris. Ini bukan diagnosis penyakit, tapi merupakan tindakan awal yang dilakukan dokter terhadap demam yang baru dialami pasien untuk mengetahui penyebab sakit sebenarnya. Aku ingat Ka Dodo baru dibawa ke RS hari sabtu kemarin, yaitu pada hari pertama beliau demam, makanya masih dalam observasi febris. Demam yang disebabkan infeksi harus ditunggu sampai tiga hari dulu untuk memastikan penyebabnya. Selain itu juga diperlukan pemeriksaan lanjutan.
Ka Dodo mengaku kalau trombosit beliau di bawah 100ribu sampai hari ini. Yang ada dalam pemikiranku langsung DBD. Tapi aku juga tahu bahwa trombosit rendah bukanlah petunjuk pasti adanya DBD. Maka cukup ku simpan dalam hati.
Aku melihat ke atas meja, beliau diberi olat yang namanya mirip oralit, aku langsung terpikir tentang cairan. Ternyata memang obat untuk menambah elektrolit tubuh. Seingatku DBD juga biasanay diberi cairan elektrolit yang banyak. Sayangnya aku tidak bisa menghubungkannya dengan jumlah tombosit.
Obat yang satunya bertuliskan tiamfenikol. Ah, aku benar-benar buta mengenai obat. Tapi seingatku dan semoga tidak salah, ini adalah antibiotik, dan mungkin berhubungan dengan usus. Tapi aku hanya berani bilang antibotik.
Dalam hati aku menghapalkan kata obs febris, tiamfenikol, dan elektolit. Sehabis ini aku harus searching.
Ka Dodo juga bercerita kalau hari itu dia merasa badannya lemas seluruh tubuh, pegal dan serasa sulit digerakkan. Kepala rasanya sakit, dada sesak, dan perut juga sakit. Aduh, aku bingung ini sakit apa ya? Dan aku tidak berani bertanya karena tidak ada DD dalam pikiranku. Waaa aku mau jadi dokter!
Setelah ngobrol kesana-kemari, kami pulang. Saat makan di bakso meteor, saatnya searching tentang penyakit Ka Dodo. Aku merasa bodoh saat tahu pengertian obs febris atau observasi febris. Ini memang bukan pertama kalinya aku mendengar vocab itu. Tapi lupa, memang benar. Padahal sebelumnya sudah pernah dibahas di pleno. Akhirnya aku ingat lagi. Aku sempat terkecoh kata febris dengan sepsis. Padahal maknanya jauh sekali.
Tiamfenikol, memang antibiotik dan sering digunakan pada pasien demam tifoid. Obat lain yang sering digunakan adalah kloramfenikol dan kotrimoksazol. Amfisilin dan amoksisilin digunakan jika pasien mengalami leokopenia.
Sedangkan perihal elektrolit aku tanyakan ke Surya. Jawabannya adalah bukan elektrolit, tapi cairan. Pada orang DBD terjadi kebocoran plasma. Oleh karena itu harus diberi cairan kristaloid untuk evaluasi.
Kalau dipikir-pikir, aku memang harus sering jenguk orang sakit. Selain untuk menimbulkan empati, juga agar aku rajin belajar. Dan mestinya banyak bertanya, tapi juga jangan malu-maluin. Ayo Nisa, semangat. November ini kamu akan memasuki medan baru, yaitu rumah sakit. Cayo!!!
Post a Comment
Post a Comment