Sabtu sore kami menjenguk kakak kelas kami di sebuah rumah sakit swasta. Seperti biasa, kami pun menceritakan berbagai hal yang ia tanyakan. Mengenai kabar teman kami yang lain dan perkembangan kegiatan yang sedang kami rencanakan.
Tak lama kemudian, masuklah saudara sepupunya yang lain bersama suami dan seorang gadis cilik tampak digendong pengasuh.
Merupakan hal yang lumrah bagi seseorang untuk menjenguk sepupunya yang sakit. Yang tak biasa disini adalah orang yang kami lihat di hadapan kami saat ini. mengapa? Karena sepupunya adalah seorang artis yang wajahnya baru saja kami tonton di TV.
Walau begitu, kami mencoba menahan diri, tentu saja kami tidak mau bersikap norak. Jadi biasa saja. Ia dan istrinya menyalami kami satu per satu dan kami pun membalasnya. Tentu saja aku tidak menyalami suaminya, walaupun bersalaman dengan artis adalah hal yang langka, bagiku bersalaman dengan mahram tetap tidak boleh, tapi tentu saja aku bersalaman dengan sang istri yang juga artis.
Karena tidak ingin mengganggu keluarga mereka, ketika azan magrib kami pun pamit. Setelah salat di mushalla, kami pergi makan ke cafe di depan rumah sakit tersebut.
Kami ngobrol sambil menunggu pesanan kami. Aku bahkan masih sempat bertanya siapa nama artis yang kami temui tadi. Karena jujur saja, aku bukan penggemar infotainment. Ketika kami sedang berdiskusi, ternyata artis tadi beserta istrinya juga masuk cafe yang sama. Kami melihat mereka dan mereka juga melihat kami.
”Eh, ketemu lagi,” kata artis tersebut. Ada rasa bangga juga sih, mereka masih ingat dengan kami. Lalu mereka pun mengambil meja sendiri dan memesan makanan.
Aku dan temanku meneruskan obrolan kami. Salah satu temenku berkata bahwa paling-paling kalau nanti ketemu lagi dengan artis itu di tempat yang berbeda, mereka sudah lupa dengan kami. Dan aku pun setuju dengan kata-katanya.
Selesai makan, kami pun berbenah. Tapi tidak enak rasanya kalau meninggalkan cafe tanpa pamit dulu dengan artis tersebut. Karena kesannya malah kami yang sombong. Maka temanku pun memanggil nama artis tersebut. Ketika ia dan keluarganya menoleh, kami pun berpamitan.
Setelah berpisah dengan temanku aku berpikir mengenai ucapannya. Kalau suatu saat bertemu lagi dengan artis tadi mereka tentu lupa dengan kami. Kalau dipikir-pikir, mungkin sebenarnya sama saja dengan diriku. Kadang aku lupa bahwa aku pernah bertemu seseorang di suatu tempat. Dan apabila aku masih ingat pernah bertemu dengan artis tadi, itu karena aku sudah biasa dengan wajahnya dan ia adalah orang yang terkenal sedangkan dengan orang yang biasa saja, tanpa kesan yang bermakna, kadang aku lupa bahwa kita pernah bertemu sebelumnya. Jadi apa bedanya aku dan mereka.
Post a Comment
Post a Comment