-->

Darussalam

Post a Comment

Darussalam artinya tempat keselamatan atau rumah keselamatan. Nama Darussalam banyak digunakan pada nama pondok pesantren. Misalnya pondok pesantren yang terkenal di Gontor dan sering disebut Pondok Pesantren Gontor. Padahal nama sebenarnya adalah Pondok Pesantren Darussalam Gontor. Gontor sendiri adalah nama daerahnya, bukan nama pesantrennya.

Di Martapuran juga terdapat sebuah pesantren yang terkenal dengan nama yang sama, yaitu Pondok Pesantren Darussalam. Sepertinya ini adalah pesantren paling terkenal di Martapura dengan jumlah santrinya yang ribuan. Belum lagi ponpes ini sudah berdiri selama puluhan tahun.

Sewaktu saya masih kecil, banyak anak yang tidak meneruskan sekolah ke SMP atau MTs setelah lulus SD. Mereka melanjutkan sekolah ke Darussalam. Pagi para orang tua di kampung, yang penting anak-anak bisa baca tulis hitung. Selanjutnya cukup sekolah agama.

Para orang tua juga tidak berharap terlalu muluk. Mereka tidak diharapkan menjadi Ustadz setelah lulus dari Darussalam. Yang penting berakhlak baik dan ikut kegiatan keagamaan di kampung. 

Kata ayah saya, barang siapa yang pernah bersekolah di Darussalam dan mengamalkan ilmunya, maka hidupnya akan menjadi berkah. 

Dulu, saya pikir pernyataan ini keramat sekali. Sekarang setelah dipikir-pikir lagi, memang semestinya demikian adanya. Ilmu itu harus diamalkan. Apalagi mengamalkan ilmu agama yang diterima, tentu hidupnya mendapat berkah.

Ponpes Darussalam Martapura terdiri dari beberapa tingkatan. Tingkatan Awaliyah setingkat Ibtidaiyah/SD. Tingkatan Wustho setingkat Tsanawiyah/SMP. Tingkatan Ulya setingkat Aliyah/SMA.

Para santrinya berasal dari berbagai daerah. Santri yang berasal dari luar daerah biasanya tinggal di asrama di Martapura. Selain datang ke madrasah sesuai jadwal, mereka biasanya mendatangi pengajian yang diadakan oleh para guru agama. 

Sedangkan santri yang rumahnya dekat biasanya berangkat dari rumah sesuai jam belajar. Santri putra belajar di pagi hari dan santri putri belajar di siang hari. Ada banyak mobil taksi (angkotan desa) yang siang mengantarkan para santri sesuai tarif pelajar setiap harinya.

Kami bertiga bersaudara pernah merasakan belajar di ponpes Darussalam. Paling lama kakak saya selama beberapa tahun. Adik saya selama setahun. Dan saya cuma belajar satu bulan di sini.

Tidak ada diskriminasi dan perbedaan bagi santri yang ingin pelajar di pondok Darussalam. Semua diterima dengan tangan terbuka. Setelah mengikuti tes, santri akan ditempatkan berdasarkan kemampuannya sesuai hasil tes.

Saat itu saya sedang cuti kuliah. Karena saya tidak mau menganggur di rumah, saya pun mengajukan diri untuk belajar di pondok Darussalam. Saat pendaftaran, saya hanya membawa ijazah Mts, kemudian mengikuti tes. Berdasarkan hasil tes, saya ditempatkan di kelas 2 Awaliyah.

Teman sekelas saya waktu itu tentu saja adalah anak kecil. Saya orang paling dewasa di kelas. Tapi saya bisa dengan mudah bergaul dengan mereka. Kami duduk bersama di atas sebuah bangku panjang . Saya bahkan ikut jajan makanan yang sering mereka beli. Guru di kelas pun tidak membeda-bedakan kami.

Selain itu, ada juga dua orang siswi yang berasal dari Malaysia dan sekelas dengan kami. Mereka berusia remaja, namun lebih muda daripada saya. Jika berbicara dengan mereka harus dengan Bahasa Indonesia, karena mereka tidak mengerti Bahasa Banjar.

Pernah suatu ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Biasanya bercampur antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Banjar. Ketika tersadar ada siswi dari Malaysia, beliau pun menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.

Kala itu, adik saya baru lulus Aliyah dan belum langsung kuliah. Saya pun mengomporinya agar juga belajar di Darussalam. Setelah mengikuti tes, ternyata dia juga memilih agar ditempatkan di kelas 2 Awaliyah. Akhirnya kami belajar di kelas yang sama.

Ketika masa cuti kuliah saya berakhir, saya berhenti belajar di Darussalam. Sedangkan adik saya meneruskannya hingga satu tahun sebelum duduk di bangku kuliah.

Pendidikan saya memang begitu singkat di pondok Darussalam. Tapi saya dengan bangga bisa berkata bahwa saya juga pernah belajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

Related Posts

Post a Comment