-->

Sirkumsisi 2009, Tidur Saat Disunat

Post a Comment
Setelah mengadakan pemeriksaan fisik pada tanggal 27 Juni 2009 di psikologi lama lt.2, sehari sesudahnya tanggal 28 Juni sirkumsisi digelar di kelas A dan B PSPD. Acara yang berada di bawah departemen Kesos ini dibuka langsung olah Dekan FKIK Prof. Dr. dr. MK Tadjudin pada pukul 8.00.

Sebenarnya acara dimulai pukul 7.00. Bahkan ada peserta yang sudah datang sejak pukul 6.30. Alhamdulillah panitia sudah hadir lebih awal, sehingga para peserta dapat dikondisikan. Sebelum acara dimulai, para peserta disuguhi tontonan kartun anak di kelas B PSPD. Beberapa peserta yang datang lebih awal adalah peserta yang memang sudah diminta oleh panitia agar datang lebih awal karena akan ditangani langsung oleh dr. Syahfreadi Sp.B.

Walaupun acara belum dibuka secara resmi, sirkumsisi tetap dimulai sejak pukul 7.00 di kelas A PSPD, dan pembukaan di kelas B PSPD pada pukul 8.00 oleh Dekan. Selain dekan, acara juga dihadiri oleh Pudek FKIK Drs. H. Achmad Gholib, MA yang datang setelah pak dekan pergi. Ditemani oleh ketua BEMJ PD Nur Huda Hasmar, beliau melihat acara sirkumsisi yang berlangsung.

Acara berlangsung dengan lancar, seluruh peserta hadir cukup awal, sehingga lebih mudah dikoordinasikan. Walau begitu, akibatnya ada peserta yang menunggu sampai jam 12.00 sejak pukul 8.00. Ada juga yang baru mendaftar pada hari-H. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, tetap harus menunggu giliran dulu sebelum disirkumsisi.

Berbagai seksi sibuk dengan tugasnya masing-masing, terutama sie medis yang bertugas menjadi asisten dokter saat sikumsisi. Sie acara memanggil anak satu persatu sambil memberi hiburan bagi anak-anak yang menunggu. Sie konsumsi mengisi perut para peserta dan panitia. Sie dokumentasi sibuk mengabadikan acara tersebut. Tidak hanya itu, seorang wartawan dari koran lokal juga meliput acara ini.

Ada 23 orang anak yang harus disunat. Semua ditangani langsung oleh dokter yang berjumlah 5 orang yang merupakan tenaga pengajar di Prodi Pendidikan Dokter. Anak terkecil berusia 3,5 tahun dan paling besar berusia 11 tahun. Peserta terjauh berasal dari Depok yang memiliki keluarga di Pisangan. Meskipun sebagian besar anak menangis, bahkan ada yang sampai tidak jadi, ada juga seorang anak yang tidur saat disirkumsisi. Tidak terdengar tangisan sedikit pun dari mulutnya.

Setiap peserta mendapatkan sarung, baju koko, goody bag dan sejumlah uang yang diberikan saat mereka pulang. Seorang mahasiswa bertugas membagikan obat dan menjelaskan aturan makannya. Tidak lupa mengingatkan peserta agar datang lagi untuk kontrol pada hari rabu, 1 Juli 2009.

Related Posts

Post a Comment