Istilah ini mungkin sudah pernah ku dengar sejak MTsN, saat aku membaca majalah. Tapi bagiku yang tinggal di desa dengan TV hitam putih, tidak perlu terlalu memikirkannya.
Di SMA aku mulai mengenal komputer. Maksudnya aku menyentuhnya dan mengetik. Waktu MTsN aku cukup puas dengan mesin ketik yang dibawakan ayahku. Namun kali ini, fungsi komputer tidak lebih dari mesin tik, hanya untuk mengetik, karena hanya itu yang aku bisa. Walau kadang melihat temanku menghubungkannya degan printer dan mulai memprint, aku tetap tidak mengerti. Temanku yang lain membuat tabel dengannya dan menghitung laba koperasi. Dan aku, hanya bisa melihat. Tapi aku berterima kasih pada Ustadz yang memberiku kesempatan untuk mengetik.
Kelas 3 SMA, aku diajar hal lain selain mengetik. Menghidupkan dan mematikan. Walaupun diawali dengan beberapa kesalahan, yaitu sempat mematikan komputer tanpa shutdown. Tapi kita tidak akan tahu kebenaran tanpa melakukan kesalahan. Parahnya, ada ujian tentang komputer. Aku yang bahkan menggunakan mouse saja masih kagok harus menjawab soal dengan kunci kontrol, alt dll. Maaf saja kalau nilaiku tidak memuaskan.
Akhirnya aku mendapat sertifikat, bisa menggunakan Ms. Word. Alhamdulillah ada kemajuan. Tapi tekhnologi terus bergulir. Aku hanya melongok saat salah seorang temanku mengeluarkan HP dengan kamera. Tekhnologi memang tak ada matinya.
Dan kini, aku bisa menulis disebuah blog. Itulah salah satu kemajuan tekhnologi yang berhasil aku ikuti.
Post a Comment
Post a Comment