Sudah kukatakan sebelumnya bahwa telinga kiriku sakit. Mungkin ada baiknya aku ceritakan lebih lanjut, siapa tahu ada yang bisa mendiagnosis.
Sebenarnya sakitnya sejak kemarin. Awalnya tidak sesakit sekarang, yaitu terasa sakit apabila dipegang atau ditekan saja. Sakit yang kurasakan di telinga luar, tapi aku tidak bisa menunjuk tepatnya di mana. Puncaknya terjadi sewaktu ujian OSCE tadi. Aku meletakkan stetoskop yang keras ke telingaku. Dan hasilnya, telingaku terasa nyeri sampai sekarang walaupun tidak kusentuh. Pendengaranku rasanya baik-baik saja, tapi aku sendiri tidak melakukan tes terhadap pendengaranku.
Kalau ditanya yang memperberat apa, jawabannya tentu saja jika dipegang atau ditekan, kalau yang memperingan tidak ada. Kecuali tidur, tentu aku tidak merasa. Selama ini belum kuberi obat sama sekali atau melakukan apapun. Hanya aku kadang iseng memegang aurikulaku dan tentu saja, sakit.
Keluhan lain, tidak ada. Kemarin pagi agak diare, tapi rasanya tidak ada hubungannya. Wajahku berjerawat kalau ada yang berpikiran ada jerawat di telingaku. Kadang aku berharap jawabannya lebih baik sesimpel itu. Tapi entahlah.
Riwayat pengobatan tidak ada. Trauma juga tidak.
Riwayat penyakit dahulu. Ini sudah kesekian kalinya telingaku sakit seperti ini. So, it's not the first one. Bahkan waktu itu pernah sampai berdarah karena tertekan. Waktu itu aku merasa seperti ada nodul or mungkin jerawat. Hanya saja begitu rapuh dan mudah pecah jika tertekan. Seingatku sampai dua kali berdarah. Pernah juga yang sakit telinga kananku, tapi tidak sampai berdarah dan begitu nyeri seperti sekarang. Waktu itu juga tidak kuberi pengobatan sama sekali.
Riwayat penyakit keluarga, rasanya tidak ada yang pernah sakit telinga seperti ini.
Riwayat sosial dan keadaan rumah. Ventilasi dan cahaya cukup.
Nah kalau dilakukan pemeriksaan fisik, mungkin begini hasilnya. Kenapa mungkin? Aku sendiri belum pernah meminta orang lain untuk memeriksanya.
Inspeksi. Sepertinya kamu akan melihat hiperemis pada aurikula. Terlalu sering kupegang saja sudah menyebabkan kemerahan. Kalau mau tahu ada nodul atau tidak, sebaiknya kamu periksa sendiri.
Palpasi. Yang pasti aku akan mengatakan nyeri. Nodul atau tidak, aku memilih menghentikan palpasi dari pada menahan nyerinya. Ketika aku mengernyitkan keningku saja sudah terasa sakitnya. Tapi kalau kamu serius ingin mendiagnosis, mungkin aku akan mengizinkannya.
Periksa telinga dalam dengan otoskop. Membayangkannya saja sudah sakit. Karena kupikir, otoskop tidak lebih baik dari stetoskop ketika dimasukkan ke telinga. Walaupun aku juga ingin tahu keadaan gendang telingaku.
Pemeriksaan pendengaran seperti N. VIII, tes rinne, swabach, dan weber, semua belum kulakukan.
So, sudah ada yang memiliki gambaran sebenarnya telingaku kenapa?
Post a Comment
Post a Comment