Gonore
Gonore mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea. Gonore merupakan penyakit dengan insiden yang tinggi di antara PMS. Angka kejadian di AS lebih tinggi dari pada negara industri lain, dan 50 x daripada Swedia.
Penularan melalui hubungan kelamin berupa genito-genital, oro-genital, ano-genital.
Daerah yang mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang immatur, vagina wanita sebelum pubertas.
Gejala dan tanda
Gonore ditandai dengan respon peradangan yang cepat dan destruksi sel sehingga sekret purulen kuning kehijauan kahs dari ostium serviks. Gejala pada wanita timbul dalam 7-21 hari. Serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan rapuh dengan drainase mukopurulen dari ostium. 25% sampai 50% pasien tidak atau sedikit gejala. Tempat penyebaran tersering ke uretra dengan gejala uretritis, disuria, sering berkemih, kelenjar bartholini dan Skene membangkak dan nyeri.
Diagnosis
Diagnosis dilakukan dengan pewarnaan gram apusan eksudat dari tempat infeksi. Hasil positif apabila ditemukan diplokokus gram negatif intrasel. Dapat juga dilakukan uji amplifikasi DNA, DFA dan EIA.
Klamidia
Kalmidia disebabkan oleh chlamidia trachomatis. Kaum wanita muda yang berusia 15-19 tahun merupakan 40% dari kasus infeksi klamidia yang dilaporkan (CDC,2000). Angka paling tinggi pada perempuan aktif secara seksual.
Gejala dan tanda
Tanda utama klamidia adalah sekret serviks mukopurulen dan ektopi, edema, dan rapuhnya serviks. Dapat juga menyebabkan disuria. Beberapa pasien mengalami proktitis karena melakukan ano-genital. Sampai 50% laki-laki dan 75% wanita tanpa gejala. Infeksi cenderung meluas dari endoserviks ke endometrium, tuba fallopii, dan veritoneum. Gejala berkembang dari nyeri serviks, uterus, adneksa yang ringan menjadi nyeri abdomen berat.
Diagnosis
Diagnosis klamidia dengan biakan sel epitel dari tempat yang dicurigai terinfeksi. Deteksi antigen dengan pewarnaan antibodi immunofluoresensi langsung (DFA) dan enzyme immunosorbent assay (EIA), maupaun amplifikasi DNA. Eksperimentasi dengan tampon dan apusan vagina dapat dilakukan untuk deteksi dini.
Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis merupakan gangguan pada flora saluran vagina yang menyebabkan keluarnya sekret berbau, putih abu-abu, dan encer. Lingkungan asam normal vagina yang berubah menjadi basa davit menyebabkan pertumbuhan berlebih bakteri penghasil basa. Faktor-faktor yang mengubah pH melalui efek alkalinisasi diantaranya mukus serviks, semen, darah haid, mencuci vagina, pemakaian antibiotik, menopause.
VB juga berkaitan dengan PID pada perempuan yang terinfeksi yang menjalani prosedur invasif, misalnya biopsi biopsi endometrium, pemasangan AKDR, kuretasi uterus.
Gejala dan tanda
VB ditandai dengan keluarnya sekret yang berbau, encer, putih sampai abu-abu, dan melekat ke dinding vagina dan introitus. Tidak terjadi peradangan pada VB. Biasanya disertai keluhan bau yang tidak sedap dan sering gatal ringan atau rasa terbakar.
Diagnosis
Diagnosis dimulai dengan penilaian klinis dan pemeriksaan cairan vagina. Untuk menegakkan diagnosis, harus ada tiga dari empat kriteria amsel
· Sekret homogen, putih, noninflamatorik yang melapisi dinding vagina
· Pemeriksaan sediaan basah dengan salin memperlihatkan adanya clue cells
· pH cairan di atas 4,5
· Whiff test
Pewarnaan gram juga dapat dilakukan.
Trikomoniasis vaginalis
Trikomonas vaginalis disebabkan oleh protozoa tricomonas vaginalis. Keadaan yang meningkatkan pH, haid, kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral, sering mencuci vagina merupakan predisposisi trikomoniasis. 5 juta kasus infeksi T. vaginalais terjadi setiap tahunnya di AS. Resiko terinfeksi meningkat seiring jumlah pasangan seks dan lama aktivitas seksual.
Gejala dan tanda
Gejala dan tanda pada wanita muncul 5-28 hari setelah inokulasi. Infeksi simtomatik mencapai 20-50%. Gejala tersering adalah sekret kuning-hijau berbusa dan berbau tidak sedap, pruritus perineum, perdarahan pascakoitus, dispareunia. Pada pemeriksaan panggul ditandai oleh sekret, peradagan mencolok epitel vagina, dan ptekie serviks (strawberry cervix).
Diagnosis
Diagnosis berdasarkan gejala klinik. Kemudian pemeriksaan trikomonad dalam sediaan basah salin pada pemeriksaan mikroskopik sekret. Biakan adalah
Candida albicans
Pertumbuhan berlebihan C. albicans adalah penyebab tersering vaginitis dan vulvovaginitis. Keadaan ini tidak dianggap ditularkan secara seksual. Predisposisinya adalah kehamilan, haid, diabetes mellitus, pemakaian kontrasepsi, terapi antibiotik.
Gejala dan tanda
Gejala dan tandanya beruva pruritus dan iritasi hebat pada vulva dan vagina. Terjadi edema, eritema, dan fisura pada vulva, disertai disuria akibat meradangnya jaringan. Sekret vagina seperti keju lembut atau dadih. Pada pemeriksaan dalam ditemukan vagina yang kering merah dengan plak-plak putih yang lekat.
Diagnosis
Pemeriksaan mikroskopik sekret vagina dengan larutan KOH 10% untuk mencari hifa bercabang dan pembentukan tunas khas kandidiasis.
Post a Comment
Post a Comment