-->

Tere Liye, Guyonan Gusdur dan Polisi

Post a Comment
Sebagai penggemar Tere Liye, saya tidak hanya mengoleksi dan membaca bukunya. Saya tentu juga mengikuti fanpage nya di facebook dan membaca postingannya. Postingan yang tidak pernah saya lewatkan untuk membaca adalah ketika dia membuat tulisan berupa kritik tentang kejadian yang sedang terjadi. Secara tidak langsung saya bisa update berita saat membaca postingannya.

Sebagai pembaca, saya suka gaya tulisan Tere Liye. Dia sering menggunakan gaya bahasa hiperbola, ironi, atau sarkasme dari tulisannya. Pembaca tidak bisa serta merta menelan tulisannya karena bisa jadi yang dimaksudkan penulis adalah sebaliknya.

Beberapa hari yang lalu saya membaca tulisannya yang berjudul "Gusdur, Polisi, dan Baca Buku". Setelah membaca tulisan tersebut saya pun jadi penasaran akan tiga hal yaitu:

1. Peristiwa apa yang baru terjadi?
2. Buku kumpulan humor Gusdur
3. Siapakah polisi Hoegeng?

Tentu saja, saya pun kemudian browsing di Google untuk mencari tahu lebih lanjut

Unggah Guyonan Gusdur soal 3 Polisi Jujur, Pria Ini Dibawa ke Kantor Polisi.

Demikianlah salah satu judul artikel yang ditulis dalam kompos.com. Saat saya baca artikelnya, isinya kurang lebih sesuai judulnya. Tapi kasus ini sudah selesai, karena pria tersebut hanya dimintai keterangan tentang alasannya mengunggah tulisan tersebut.

Alasannya sangat simpel, dia melihat guyonan Gusdur tersebut di Google dan merasa hal tersebut menarik. Kemudian dia copas di akun sosial media yang ia miliki. Setelah dimintai keterangan, ia dipersilakan pulang.

Sebenarnya yang dia lakukan adalah sesuatu yang lumrah dilakukan oleh kebanyakan pemuda. Bukankah kita juga terbiasa untuk share sesuatu yang menurut kita menarik.

Yang agak berlebihan di sini tentu saja adalah polisinya. Kata-kata tersebut kan guyonan Gusdur yang sudah cukup lama bahkan dibukukan. Kok bisa jadi alasan kecurigaan. Syukurlah urusan ini cepat selesai.

Meskipun urusan dengan pemuda tersebut dinyatakan sudah selesai. Tapi urusan polisi dengan netizen sepertinya masih berlanjut. Peristiwa ini tentu mengundang berbagai komentar.

Bagi saya sendiri, saya mencoba untuk mengambil sisi positifnya saja. Dengan adanya peristiwa ini, rasa penasaran saya terbuka akan hal lainnya, yaitu tentang buku guyonan Gusdur dan juga polisi Hoegeng.

Berbicara mengenai polisi Hoegeng, saya sebagai orang awam, mungkin hanya terbatas pada penasaran tentang siapa sih beliau. Tapi dengan mencuatnya kejadian kemarin ada berita lain yang mengirinya.

Jenderal Hoegeng Polisi Jujur Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional

Itu adalah salah satu judul artikel di Detik News. Rupanya peristiwa guyonan Gusdur tersebut mengingatkan para pejabat kembali kepada tokoh polisi yang satu ini. Saya pribadi, setelah membaca kisah kejujuran beliau, merasa salut dan bangga. Semestinya para polisi pun bangga dengan sosok Pak Hoegeng.

Jika ada polisi yang merasa tersinggung dengan guyonan Gusdur, namanya juga bercanda, tidak perlu diambil hati. Alih-alih hanya menykapinya sebagai kritik, menurut saya guyonan ini adalah pujian yang sangat besar terhadap sosok polisi bernama Hoegeng. Kejujuran polisi Hoegeng setara dengan patung polisi dan polisi tidur yang pastinya tak pernah bohong.

Saat ini, siapa yang berani mengaku sebagai orang jujur seperti polisi tidur. Saya pribadi saja tentu pernah tidak jujur saat ditanya orang tua. Maka mencari orang yang kejujurannya setara polisi tidur sangatlah susah.

Oleh karenanya, bagi saya guyonan ini adalah pujian sekaligus nasehat agar para polisi mencontoh Pak Hoegeng dalam menjalankan kewajibannya.

Semoga almarhum Gusdur dan Polisi Hoegeng mendapat rahmat Allah Ta'ala.

Related Posts

Post a Comment