-->

Pinjam Perahu

Post a Comment

Sewaktu kecil dulu, TV di rumah masih hitam putih, chanel TV pun hanya sedikit pilihannya. Belum lagi listrik yang masih suka mati, karena tinggalku memang di kampung, menyebabkan masa kanak-kanakku lebih banyak dihabiskan dengan mendengar dongeng dari orang tuaku. Dan ada satu cerita yang masih ku ingat sampai sekarang dan menurutku hikmah dalam cerita ini sangat bagus.

Alkisah seorang ayah yang akan meninggal dunia, sebelum meninggal, terlebih dahulu ia memanggil anak-anaknya yang sangat ia sayangi. Maka ia pun bervesan pada mereka.

"Anak-anakku, apabila kalian ingin hidup sukses, maka lakukanlah apa yang ayah nasehatkan. Pertama, apabila kamu pergi bekerja, maka jangan sampai terkena sinar matahari. Kedua, apabila makan ikan, maka perbanyaklah makan kepalanya. Dan yang ketiga, apabila kamu meminjam perahu, ikat perahunya tapi jangan diikat."

Tidak berapa lama sang ayah pun meninggal. Maka kedua anaknya pun melaksanakan nasehat ayahnya dengan cara yang berbeda.

Anak pertama

Setiap kali pergi bekerja ia akan selalu menggunakan payung, sehingga ia tidak akan terkena sinar matahari. Selain itu apabila makan ikan, ia hanya makan kepala ikannya saja seperti yang dinasehatkan ayahnya, agar banyak makan kepala ikan. Dan apabila ia meminjam perahu seseorang maka akan ia ikat perahu tersebut, namun sekedarnya saja alias tidak kencang, sehingga perahu yang ia pinjam malah hanyut terbawa arus sungai. Alih-alih menjadi orang sukses, ia malah mendapat banyak masalah.

Sedangkan anak kedua bisa hidup sukses dengan mengamalkan nasehat ayahnya. Namun caranya yang berbeda. Ia selalu berangkat kerja pagi-pagi sekali dan pulangnya setelah matahari terbenam, sehingga ia tidak terkena sinar matahari. Yang bisa diartikan bahwa ia harus rajin bekerja setiap hari.

Berikutnya ia suka makan ikan yang kecil-kecil sehingga kepalanya lebih banyak, dan tentu saja ikan yang kecil lebih murah dari pada ikan yang besar, sehingga ia bisa menerapkan hidup hemat. Berbeda dengan anak pertama yang makan kepala ikan saja, tapi besar-besar yang harganya mahal.

Yang terakhir, apabila ia meminjam perahu, maka ia akan mengikatnya kuat-kuat sehingga tidak hanyut terbawa arus sungai. Inilah arti kata ikat yang pertama. Dan setelah selesai menggunakannya, ia akan segera mengembalikannya kepada yang punya. Tanpa berlama-lama menahan perahu tersebut, itulah maksud ayahnya dengan pernyataan jangan diikat. Dan ini ia amalkan terhadap semua barang yang ia pinjam dari orang lain. Sehingga itu semua membawanya menuju kesuksesan.

Jadi, Kalau mau sukses kenapa tidak kita gunakan nasehat ayah mereka.

n/b: di Banjar biasa makan dengan lauk ikan. Selain itu, banyak terdapat sungai, dan karena dulu jempatan masih jarang, sehingga perahu marupakan pilihan utama.

Related Posts

Post a Comment