-->

Berbagai Bentuk Ujian di Sekolah, Nomor Terakhir Muncul Karena Pandemi

Post a Comment
Bulan Juni adalah bulan yang identik dengan ujian kenaikan kelas atau kadang disebut juga dengan Ujian Semester Genap atau Ujian Akhir Tahun. Para guru dan siswa sekolah pun disibukkan dengan kegiatan ini.

Selama ujian ini ada beberapa hal yang berbeda di setiap sekolah maupun lembaga dalam pelaksanaannya. Berikut diantaranya:

1. Ujian Lisan, Tertulis, dan Praktek


Dalam pelaksanaan ujian, setiap sekolah melaksanakannya dengan cara masing-masing. Ada yang cukup dengan ujian tertulis saja, namun ada juga yang melengkapinya dengan ujian lisan dan praktek

Ujian Lisan

Ujian lisan banyak dilaksanakan di pondok pesantren. Biasanya disebut juga dengan ujian syafahi. Para siswa diharuskan menjawab soal ujian secara lisan dan langsung berhadapan dengan guru penguji. Siswa diuji satu persatu. Ujian lisan biasanya dilaksanakan sebelum ujian tertulis. Selain pesantren, juga ada beberapa sekolah lain yang melaksanakan ujian lisan.

Ujian Tertulis

Ujian tertulis adalah bentuk ujian yang paling umum dilaksanakan. Hampir semua sekolah menggunakan bentuk ujian ini. Ujian tertulis lebih mudah dilaksanakan karena bisa dilakukan secara serempak, sehingga tidak memakan waktu banyak . Berbeda dengan ujian lisan yang dilaksanakan satu persatu dan memerlukan waktu bagi penguji.

Ujian Praktek

Ujian praktek banyak dilaksanakan di sekolah yang mengutamakan keterampilan seperti halnya SMK. Selain ujian tertulis, siswa juga diuji kemampuannya dalam mempraktekkan keterampilan yang telah mereka pelajari di sekolah.

2. Soal Essay dan Pilihan Ganda


Soal ujian sekolah biasanya terdiri dari soal essay dan pilihan ganda. Walaupun ada juga yang hanya menggunakan soal essay saja atau pilihan ganda saja.

Soal Pilihan Ganda (PG)

Soal pilihan ganda terkesan mudah karena cukup melilih salah satu pilihan jawaban yang benar. Meski begitu soal pilihan ganda jawabannya bisa saja mengecoh. Siswa yang cerdas tentu akan berhati-hati menjawab soal. Sebaliknya, siswa yang bodoh dan malas bisa menjawab soal dengan cepat bahkan tanpa menjawab soal. Misalnya siswa yang menyerah lebih dulu dengan pertanyaan matematika. Semua jawaban diisi tapi sembarang saja.

Soal yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda biasanya jumlahnya lebih banyak. Materi yang dimasukkan dalam soal pun menjadi lebih banyak. Karena jawabannya berupa pilihan, maka benar dan salah menjadi mutlak. Guru pun dalam memberi nilai sesuai dengan jumlah jawaban benar yang diberikan siswa.

Soal Essay

Mendangar namanya saja, kadang bayangannya sudah susah. Karena siswa harus menjawab soal sesuai ingatan dan pemahamannya. Tidak ada petunjuk seperti pada pilihan ganda. Dengan soal essay siswa dituntut untuk lebih giat belajar. Dari jawaban essay ini juga terlihat perbedaan antar siswa dalam menjawab pertanyaan. Sayangnya bagi siswa yang tidak bisa menjawab, bisa saja lembar jawabannya kosong atau ada yang menulis ulang soal di lembar jawaban.

Dalam memberi nilai di lembar jawaban essay, guru cenderung lebih pemurah. Asalkan jawaban siswa ada benarnya sedikit, tentu ada poin yang bisa diberikan dibanding lembar jawaban kosong.

3. Hafalan, Pemahaman, dan Hitungan


Dalam ujian ada beberapa tingkat kecerdasan siswa yang diuji. Jenis soal dan jawaban biasanya menyangkut hafalan, pemahaman, dan hitungan. Oleh karenanya jenis soal dibagi menjadi soal mudah, sedang, dan sulit atau biasa dikenal dengan HOTS.

Hafalan

Hafalan sering dianggap tingkat kecerdasan paling rendah. Karena orang yang menghapal belum tentu paham. Tapi dengan memahami, tentu lebih mudah untuk menghapal. Ada beberapa orang yang mudah sekali menghapal, namun ada juga yang susah. Beberapa pelajaran tertentu lebih mengutamakan hafalan dan menuntut siswa untuk banyak menghapal, misalnya Alquran, Mahfudzat, Biologi. 

Namun tentu saja semua pelajaran memerlukan hafalan. Bahkan matematika pun perlu menghapal rumus sebelum bisa menjawab soal. Oleh karenanya hafalan adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai. Setidaknya dengan menghapal ada jaminan bisa menjawab beberapa soal yang jawabannya memang cukup dihapal.

Pemahaman

Soal mengenai pemahaman biasanya sudah mencakup soal cerita, mengapa, bagaimana, analisis, dan lainnya. Beberapa siswa ada yang lebih mudah memahami daripada hafalan yang banyak. Beberapa pelajaran yang memerlukan tingkat pemahaman lebih misalnya nahwu, grammar, kimia, dan lainnya. Intinya semua pelajaran memang perlu untuk dipahami dan pemahaman siswa diuji selama ujian.

Hitungan

Bagi sebagian siswa hitungan adalah sesuatu yang menakutkan. Sayangnya mereka harus bertemu dengan matematika dari kelas 1 SD hingga kelas 3 SMA. Pelajaran yang memerlukan hitungan diantaranya adalah matematika, fisika, dan kimia. Selain itu, hitungan juga ada dalam ekonomi, akuntansi, geografi dan faraidh. Beberapa anak yang cerdas bisa mengerjakan soal hitungan hanya dalam waktu hitungan detik.

4. Ujian Buka Buku dan Pakai Kalkulator


Umumnya, ujian itu dilaksanakan dalam keadaan bersih dari segala bantuan. Murni dengan pikiran dan pemahaman siswa saja. Namun tidak semua ujian jawabannya berupa hafalan. Beberapa justru lebih mengutamakan pemahaman. Oleh karenanya ada ujian yang membolehkan siswa untuk membuka buku atau menggunakan kalkulator.

Ujian Buka Buku

Beberapa ujian yang membolehkan siswa untuk membuka buku diantaranya adalah ujian fiqh atau hadist di pesantren. Meski judulnya boleh buka buku, buku yang boleh dibuka sudah ditentukan, yaitu kitab kuning berbahasa Arab yang tidak ada kharokatnya. Siswa diminta untuk menjawab soal dan dipersilahkan untuk mencari jawabannya di buku. Meski begitu mencari jawaban dalam kitab kuning bukanlah perkara yang mudah.

Ujian Pakai Kalkulator

Menggunakan kalkulator bagi anak sekolah cenderung dianggap haram. Menggunakan kalkulator bisa menyebabkan siswa untuk malas berhitung. Meski begitu ada juga beberapa guru yang mengizinkan siswa menggunakan kalkulator saat ujian. Beberapa guru ekonomi mempersilahkan siswa menggunakan kalkulator untuk menjawab soal. Masalahnya meski pakai kalkulator jika siswa tidak paham angka mana yang harus dijumlahkan jawabannya tetap bisa salah. Karenanya siswa tetap harus rajin belajar.

5. Ujian Online dan Tatap Muka


Sejak adanya pandemi virus corona, ujian sekolah kini terbagi yaitu ujian online dan tatap muka

Ujian Tatap Muka

Ini adalah bentuk ujian yang umum dilaksanakan sejak zaman dulu, dimana para siswa hadir di sekolah untuk menjawab soal ujian. Karena adanya corona tahun ini tidak semua sekolah bisa melaksanakan ujian tatap muka

Ujian Online

Semenjak diberlakukan pembelajaran online, hingga waktu ujian pun dilaksanakan secara online. Dalam pelaksanaannya setiap sekolah memiliki cara yang berbeda. Ada yang mengharuskan siswa untuk online menggunakan aplikasi zoom meeting atau sejenisnya. Ada juga yang cukup menjawab pertanyaan yang dikirimkan lewat pesan WhatsApp dalam kurun waktu yang ditentukan.

Related Posts

Post a Comment